JAKARTA, seriale-turcesti.biz – Cahaya biru (blue light) adalah spektrum cahaya yang dipancarkan dari layar perangkat digital seperti ponsel, laptop, dan televisi. Dalam jumlah alami, cahaya biru dari matahari bermanfaat untuk menjaga siklus tidur dan kewaspadaan. Namun, paparan berlebihan dari layar elektronik telah menjadi perhatian ilmiah dalam beberapa tahun terakhir.
Sebagai akademisi yang mendalami neurobiologi, saya mengikuti berbagai studi yang menunjukkan bahwa cahaya biru berlebih pada malam hari dapat mengganggu produksi melatonin, hormon yang mengatur tidur. Akibatnya, banyak orang mengalami insomnia atau kualitas tidur yang buruk setelah menatap layar sebelum tidur.
Dampak lainnya adalah kelelahan mata digital (digital eye strain), yang ditandai dengan mata kering, perih, dan penglihatan kabur setelah terlalu lama menggunakan perangkat. Ini terutama dirasakan oleh pekerja kantoran dan pelajar yang menghabiskan waktu berjam-jam di depan layar.
Penelitian terbaru dari Harvard Medical School dan University of Toronto menyarankan untuk membatasi penggunaan perangkat digital minimal satu jam sebelum tidur, serta menggunakan mode malam (night mode) atau filter cahaya biru untuk mengurangi dampaknya. Selain itu, teknologi layar yang lebih ramah mata kini mulai dikembangkan oleh berbagai produsen.
Kesadaran terhadap efek biologis dari paparan cahaya biru ini mendorong kemajuan dalam bidang optik, teknologi layar, dan bahkan desain arsitektur pencahayaan. Edukasi publik juga menjadi kunci agar masyarakat dapat menjaga kesehatan mata dan ritme sirkadian mereka dengan lebih bijak di era digital ini.