Israel Perketat Keamanan Masjid Al-Aqsa Menjelang Akhir Ramadan

JAKARTA, seriale-turcesti.biz – Menjelang akhir Ramadan, pemerintah Israel meningkatkan penjagaan di kompleks Masjid Al-Aqsa, salah satu situs suci bagi umat Islam yang terletak di Yerusalem. Langkah ini dilakukan dengan berbagai kebijakan, termasuk pembatasan akses bagi jamaah Palestina dan penambahan pasukan keamanan di sekitar area tersebut.

Peningkatan Pengamanan

Pasukan keamanan Israel memperketat pengawasan di sekitar Masjid Al-Aqsa dengan menambah jumlah personel dan memperketat pemeriksaan di pintu masuk. Selain itu, otoritas Israel juga membatasi akses bagi warga Palestina dari Tepi Barat yang ingin beribadah di masjid tersebut, terutama bagi pria muda yang dianggap berisiko memicu ketegangan.

Menurut laporan media, hanya pria berusia di atas 55 tahun, wanita di atas 50 tahun, dan anak-anak di bawah 12 tahun yang diizinkan masuk ke Al-Aqsa selama 10 hari terakhir Ramadan. Keputusan ini menimbulkan protes dari warga Palestina yang merasa hak mereka untuk beribadah telah dibatasi.

Ketegangan Meningkat

Pengetatan keamanan ini terjadi di tengah meningkatnya ketegangan di wilayah Yerusalem dan sekitarnya. Beberapa bentrokan antara warga Palestina dan pasukan keamanan Israel dilaporkan terjadi di sekitar kompleks masjid, terutama setelah adanya seruan dari beberapa kelompok Yahudi ekstremis yang ingin memasuki Al-Aqsa di hari-hari terakhir Ramadan.

Bentrokan juga diperparah dengan situasi di Jalur Gaza, di mana ketegangan antara militan Palestina dan pasukan Israel semakin memanas. Beberapa roket dilaporkan ditembakkan dari Gaza ke arah Israel, sementara serangan udara Israel juga terjadi di wilayah Gaza sebagai respons.

Reaksi dan Kecaman

Langkah Israel dalam memperketat keamanan Masjid Al-Aqsa menjelang akhir Ramadan mendapat kecaman dari berbagai pihak, termasuk negara-negara Muslim dan organisasi internasional. Mereka menyerukan agar Israel menghormati hak umat Islam untuk beribadah di Al-Aqsa tanpa pembatasan dan provokasi.

Beberapa organisasi hak asasi manusia juga menyoroti tindakan Israel yang dianggap berlebihan dalam mengendalikan akses ke situs suci ini. Mereka memperingatkan bahwa kebijakan tersebut dapat memicu ketegangan lebih lanjut dan memperburuk situasi di kawasan.

Dengan meningkatnya pengamanan dan pembatasan akses, situasi di Masjid Al-Aqsa menjelang akhir Ramadan tahun ini tetap tegang. Banyak pihak yang berharap agar ketegangan ini dapat diredakan dan ibadah Ramadan dapat berlangsung dengan damai. Sementara itu, komunitas internasional terus memantau perkembangan situasi ini untuk memastikan bahwa hak-hak beribadah tetap dihormati.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *