JAKARTA, seriale-turcesti.biz – Tentara Nasional Indonesia (TNI) kembali menegaskan integritasnya dengan janji tegas untuk tidak menjadi tameng bagi prajurit yang terlibat tindak kriminal. Hingga Maret 2025, sejumlah kasus menonjol seperti pembunuhan dan keterlibatan dalam judi sabung ayam telah mencoreng nama institusi. Artikel ini disusun dengan pendekatan EEAT (Expertise, Authoritativeness, Trustworthiness) untuk menyajikan fakta terpercaya dan analisis mendalam.
Kasus-Kasus yang Mengguncang
Salah satu kasus terbaru terjadi di Way Kanan, Lampung, pada 17 Maret 2025. Dua prajurit TNI AD, Kopda Basarsyah dan Peltu Yohanes Lubis, ditetapkan sebagai tersangka setelah menembak tiga polisi—Kapolsek Iptu Lusiyanto, Bripka Petrus Apriyanto, dan Bripda M Ghalib—saat penggerebekan judi sabung ayam. Insiden ini memicu kemarahan publik dan sorotan tajam terhadap disiplin internal TNI. Sebelumnya, pada 2023, tiga prajurit TNI AL terlibat dalam pembunuhan bos rental mobil di Tol Tangerang-Merak, menambah daftar panjang pelanggaran berat.
Janji Tegas dari Puncak Komando
Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto menegaskan bahwa prajurit pelaku kriminal akan dihukum tanpa pandang bulu. “TNI tidak akan melindungi siapa pun yang melanggar hukum,” ujarnya dalam pernyataan resmi pada Januari 2025, merespons kasus-kasus tersebut. Mabes TNI, melalui Kapendam, memastikan proses hukum terhadap pelaku di Way Kanan berjalan transparan, dengan kedua tersangka kini ditahan dan diinterogasi. Sumpah Prajurit—setia pada hukum dan disiplin—dijadikan landasan untuk menegakkan komitmen ini.
Konteks dan Tantangan
Data internal TNI menunjukkan ratusan prajurit menghadapi sanksi tiap tahun akibat pelanggaran, dari ringan hingga berat. Kasus sabung ayam di Lampung mengungkap dugaan keterlibatan prajurit dalam jaringan judi, sementara pembunuhan di Tangerang menyoroti arogansi individu. Menko Polhukam meminta hukuman berat tanpa pilih kasih, didukung Kepolisian Daerah Lampung yang terus menyelidiki motif dan jaringan di balik insiden Way Kanan.
Langkah Nyata dan Harapan
TNI telah memperketat pengawasan dan pelatihan etika prajurit. Proses peradilan militer, seperti yang akan dijalani pelaku pembunuhan 2023 di Pengadilan Militer II-08 Jakarta, jadi bukti komitmen ini. Publik berharap janji ini bukan sekadar retorika, melainkan langkah konkret untuk memulihkan kepercayaan. Dengan kasus-kasus ini, TNI diuji untuk menunjukkan bahwa hukum lebih tinggi dari solidaritas internal.
Janji TNI untuk tidak melindungi prajurit kriminal adalah langkah krusial di tengah sorotan kasus pembunuhan dan sabung ayam. Dengan proses hukum yang berjalan, institusi ini punya kesempatan membuktikan integritasnya. Akankah komitmen ini jadi titik balik? Waktu akan menjawab.