Kemenangan atas Bahrain, Bukti Timnas Indonesia Tumbuh dari Kekalahan Lawan Australia

JAKARTA, seriale-turcesti.biz – Timnas Indonesia berhasil mencatatkan kemenangan penting dengan skor 1-0 atas Bahrain pada matchday ke-8 Grup C putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia, yang digelar di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, pada Selasa, 25 Maret 2025. Gol tunggal Ole Romeny pada menit ke-24 menjadi penentu tiga poin berharga yang menjaga asa Skuad Garuda untuk lolos ke Piala Dunia 2026. Lebih dari sekadar kemenangan, laga ini dinilai sebagai bukti bahwa tim asuhan Patrick Kluivert telah belajar banyak dari kekalahan telak 1-5 melawan Australia pada 20 Maret 2025. Apa saja perubahan yang terlihat, dan bagaimana pengalaman pahit itu membentuk performa mereka?

Refleksi dari Kekalahan di Sydney

Pertandingan melawan Australia di Stadion Allianz, Sydney, menjadi debut yang sulit bagi Patrick Kluivert sebagai pelatih Timnas Indonesia. Kekalahan 1-5 mengekspos sejumlah kelemahan, terutama di lini pertahanan. Dua dari lima gol Australia berasal dari situasi bola mati, menunjukkan koordinasi yang lemah dan kurangnya antisipasi dalam skema set piece. Selain itu, pressing tinggi yang agresif justru meninggalkan celah besar di lini tengah dan belakang, yang dimanfaatkan dengan baik oleh Socceroos. Marselino Ferdinan bahkan mengakui bahwa tim masih beradaptasi dengan taktik baru Kluivert, sementara waktu persiapan yang singkat—hanya tiga hingga empat hari—membuat kekompakan tim belum maksimal.

Kekalahan itu menjadi pukulan, tetapi juga pelajaran berharga. Manajer Timnas, Sumardji, menegaskan pentingnya membangun kembali mental pemain untuk menghadapi Bahrain. “Kami harus memastikan mental para pemain bisa pulih cepat agar siap melawan Bahrain dengan kekuatan penuh,” katanya dalam pernyataan resmi PSSI. Hasilnya terlihat jelas di laga berikutnya.

Perubahan Taktis yang Membuahkan Hasil

Melawan Bahrain, Timnas Indonesia tampil dengan pendekatan yang lebih terukur dan sabar—kontras dengan agresivitas berlebihan saat menghadapi Australia. Berikut adalah beberapa perubahan kunci yang menunjukkan proses pembelajaran:

  • Pertahanan Lebih Solid: Dalam situasi bola mati, semua pemain (termasuk kiper) turun bertahan di kotak penalti, berbeda dengan laga sebelumnya di mana beberapa pemain ditempatkan di luar area penalti. Rizky Ridho tampil gemilang dengan penyelamatan krusial, sementara Justin Hubner dan Jay Idzes menjaga ketat lini belakang.
  • Pressing yang Terkontrol: Alih-alih menekan di area lawan sejak awal, Indonesia lebih sering menunggu hingga bola berada di garis tengah. Ragnar Oratmangoen dan Marselino Ferdinan kerap turun untuk memulai pressing, memberi waktu bagi tim untuk menata struktur pertahanan.
  • Efektivitas Serangan: Gol Ole Romeny tercipta dari umpan matang Thom Haye yang dilanjutkan Marselino, menunjukkan koordinasi yang lebih baik di lini depan. Meski ada peluang emas yang terbuang—seperti tendangan Marselino di menit ke-68—tim tampak lebih tenang dalam menyelesaikan peluang.

Statistik pertandingan mencatat penguasaan bola yang hampir seimbang (49% Indonesia vs 51% Bahrain di babak pertama), tetapi Skuad Garuda lebih efisien dengan tiga peluang, dua di antaranya on target. Bahrain, meski mencoba menekan di babak kedua, gagal menembus pertahanan rapat Indonesia.

Dukungan dan Penilaian Positif

Menteri Pemuda dan Olahraga, Dito Ariotedjo, memuji perkembangan tim pasca kekalahan dari Australia. “Timnas sudah belajar dari laga sebelumnya dan tampil lebih matang melawan Bahrain,” ujarnya. Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, juga menyoroti kemampuan tim untuk bangkit, mencatat pola serupa saat mereka menang atas Arab Saudi setelah kalah dari Jepang. “Kemenangan ini membuktikan kita bisa rebound setelah kekalahan besar,” tulisnya di media sosial.

Media lokal seperti Bola.net menilai laga ini sebagai bukti bahwa Patrick Kluivert telah memperbaiki pendekatan taktisnya. Ketenangan Ole Romeny dalam mencetak gol dan masterclass bertahan Rizky Ridho menjadi sorotan, menegaskan bahwa tim mulai menemukan ritme di bawah pelatih asal Belanda itu.

Langkah Menuju Piala Dunia 2026

Kemenangan ini membawa Indonesia ke posisi keempat klasemen Grup C dengan 9 poin, menjaga peluang finis di peringkat kedua untuk lolos langsung ke Piala Dunia 2026. Meski tertinggal empat poin dari Australia, dua laga tersisa—melawan China dan Jepang—masih memberi harapan, minimal untuk finis di posisi ketiga atau keempat guna melaju ke ronde keempat. Kekalahan dari Australia kini menjadi cermin untuk terus berkembang, dan kemenangan atas Bahrain adalah langkah nyata ke arah itu.

Dari Sydney ke Jakarta, Timnas Indonesia menunjukkan bahwa kekalahan bukan akhir, melainkan awal dari perbaikan. Kemenangan 1-0 atas Bahrain bukan hanya soal tiga poin, tetapi juga tentang pembuktian bahwa Skuad Garuda mampu belajar, beradaptasi, dan bangkit. Dengan semangat ini, mimpi untuk tampil di Piala Dunia 2026 semakin terjaga—satu pertandingan pada satu waktu. Apa langkah selanjutnya bagi Patrick Kluivert dan anak asuhnya? Hanya lapangan yang akan menjawab.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *